Rabu, 28 Desember 2016

TIPS MENDISIPLINKAN SISWA TANPA HARUS MENGHUKUM




Semua sekolah erat kaitannya dengan disiplin. Bahkan di jaman tahun 80 an sekolah-sekolah yang dianggap baik terkenal karena peraturan yang ketat dan disiplin yang tinggi.  “Sekolah itu bagus karena disiplin nya kuat sekali, buktinya tiap ada anak yang melanggar peraturan dihukum dengan hukuman yang berat.” Komentar para orang tua siswa di jaman itu.  Demikianlah di jaman itu sekolah yang pandai menghukum siswanya dengan hukuman berat malah diburu para calon orang tua siswa.
Banyak pihak yang masih menghubungkan penegakan disiplin di sekolah  dengan menghukum siswa. Padahal kedua-dua nya tidak saling berhubungan. Karena terbukti penegakan disiplin dengan hukuman hanya akan membuahkan sikap disiplin yang semu yang lahir karena ketakutan bukan karena lahirnya kesadaran akan perbaikan perilaku.
Sebenarnya ada jalan tengah diantara disiplin dan menghukum . Jalan tengah itu disebut konsekuensi. Sebuah konsekuensi berarti menempatkan siswa sebagai subyek. Seorang siswa yang dijadikan subyek berarti diberikan tanggung jawab seluas-luas nya dengan konsekuensi sebagai batasan.
Siswa terlambat masuk sekolah? solusinya dia terkena konsekensi pulang lebih telat dari yang lainnya, atau waktu istirahat dan bermain dipotong. Jangan sampai disitu saja, bicarakan hal ini dengan orang tua siswa, karena mungkin masalah timbul bukan karena si anak tapi karena masalah orang tua.
Dalam mengatasi masalah terlambat masuk sekolah ini saya punya contoh menarik. Tidak jauh dari tempat tinggal saya  ada sebuah sekolah menengah atas yang memilih mengunci pintu gerbangnya setiap jam 7 pagi tepat. Anda bisa bayangkan mereka yang terlambat akan kesulitan untuk masuk karena pintu gerbang sudah terkunci.  Setiap hari akan ada sekitar 10 orang siswa  yang tertahan diluar menjadi tontonan warga sekitar yang lewat di depan sekolah tersebut.  Padahal mereka yang terlambat belum tentu malas, bisa saja karena alasan cuaca atau hal-hal lain yang tidk bisa dihindari.
Alasan pihak sekolah mungkin bisa diterima, tindakan mengunci gerbang diambil atas nama penegakkan disiplin dan membuat siswa menjadi sadar akan pentingnya datang tepat waktu ke sekolah. Tapi sadarkah pihak sekolah bahwa mengunci siswa di luar bisa mempermalukan harga diri siswa?  Bagaimana bila tetangga atau orang-orang yang mengenali mereka lewat saat mereka terkunci di luar.
Padahal saat sekolah mau menerapkan konsekuensi atas siswa yang terlambat, banyak tindakan yang bisa dilakukan, dari memotong jam istirahat sampai meminta mereka masuk sekolah di hari Sabtu atau Minggu saat teman -temannya libur. Dengan demikian harga diri siswa terjaga dan siswa menjadi makin bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukannya. Siswa juga menjadi sadar bahwa konsekuensi bertujuan untuk penyadaran dengan mengambil atau mengurangi hak istimewa mereka .
Mari kita mengenali apa itu hukuman dan konsekuensi.

Hukuman

1.Menjadikan siswa sebagai pihak yang tidak punya hak tawar menawar dan tidak berdaya. Guru menjadi   
   pihak yang sangat berkuasa. Ingat “Power tends to corrupt”

2.Jenisnya tergantung guru, apabila hati guru sedang senang maka siswa terlambat pun tidak akan 
   dikunci diluar.

3.Bisa dijatuhkan berlipat-lipat derajatnya  terutama bagi siswa yang sering melanggar peraturan.

4.Guru cenderung memberi cap buruk bagi anak yang sering melanggar.

5.Sifatnya selalu berupa ancaman

6.Tidak boleh ada pihak yang tidak setuju, semua pihak harus setuju. Jadi sifatnya memaksa.


Konsekuensi

1.Dijatuhkan saat ada perbuatan yang terjadi dan berdasarkan pada aturan yang telah disepakati.

2.Sesuai dengan perilaku pelanggaran yang siswa lakukan.

3.Menghindari memberi cap pada anak, dengan memberi cap jelek akan melahirkan stigma pada diri anak 
   bahwa ia adalah pribadi yang berperilaku buruk untuk selama-lamanya.

4.Membuat siswa bertanggung jawab pada pilihannya. Anda bisa mengatakan “Kevin kamu memilih untuk    
   ribut pada saat bu guru sedang menerangkan maka silahkan duduk di luar selama 5 menit”. Dengan 
  demikian anda menempatkan harga diri anak pada peringkat pertama. Bandingkan dengan perkataan ini  
  “Kevin, dasar kamu anak tidak tahu peraturan,…. tukang ribut! Sana keluar….!
Demikian tips sedehana ini semoga bermanfaat.

***

HAPPY BIRTHDAY TO SESILIA NOVELA SIENA KOJONG 11-11-2016 DAN NIKOLAS MARIO NAGAKO ARIANTO 04-12-2016 FROM TKK SANTA AGATHA KOTA CIMAHI

ULANG TAHUN MARIO & SIENA
ULANG TAHUN SIENA DAN MARIO 

Minggu, 30 Oktober 2016

SELAMAT KEPADA IBU LUSY DAN IBU SRI SEBAGAI KOORDINATOR ORANTUA ATAU WALI MURID TKK SANTA AGATHA TERPILIH

Rapat Koordinasi Orang Tua Siswa TKK St. Agatha Kota Cimahi, 30-10-2016











SELAMAT ATAS TERPILIHNYA  IBU  LUSY DAN IBU SRI SEBAGAI KOORDINATOR ORANGTUA ATAU WALI MURID TKK SANTA AGATHA KOTA CIMAHI. SELAMAT BERKARYA DAN SUKSES SELALU !!!
Dengan terpilihnya Koordinator Orangtua Wali Wurid TKK Santa Agatha, kini semakin nyatalah terciptanya komunikasi dan kerjasama yang baik antara Sekolah dan Orangtua Siswa. Pasalanya, sejak pembukaan tahun ajaran baru 2016/ 2017  18 Juli 2016 yang lalu TKK Santa Agatha  belum memiliki koordinator yang mampu menjebatani Sekolah dan Orangtua Siswa.
Selain itu, terimakasih atas kehadiran dan usul-saran dari orangtua atau wali murid dalam rangka perbaikan dan perkembangan TKK Santa Agatha saat ini dan dimasa yang akan datang. Sungguh, ini merupakan sesuatu yang luarbiasa bagi Yayasan Pendidikan Karya Insan Sejati Mandiri dan TKK Santa Agatha Kota Cimahi. Melihat kehadiran, usul-saran yang positif kami sangat yakin bahwa perjalanan TKK Santa Agatha akan berjalan dengan baik kedepan. Karena dengan komunikasi dan kerjasama yang baik antar Sekolah dan Orangtua Siswa yang mumpuni akan sangat memungkinkan terjadinya suatu pertumbuhan atau kemajuan pendidikan anak-anak kita di TKK SANTA AGATHA KOTA CIMAHI. Karena untuk menghasilkan sebuah pendidikan yang kualifaid dan berkesinambungan sangat ditentukan oleh seberapa besar komunikasi dan kerjasama yang baik antar keduanya. Sehebat apapun Sekolah jika tidak mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan Orangtua atau wali nampaknya akan sia-sia.
Untuk itu, kami ingin mengajak seluruh Orangtua atau Wali Murid TKK Santa Agatha untuk merapatkan barisan, bahu-membahu, bekerjasama dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi putra-putri kita tercinta diusia emas mereka. Kita harus pastikan pendidikan mereka berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi kehidupan mereka kini dan dimasa datang. Kapan lagi kalau bukan sekarang, mari kita mulai. Sekian dan terimakasih.

Penulis: Pian (Ketua Yayasan Pendidikan Karya Insan Sejati Mandiri) Hp: 08170269274-082195765167 E-mail: insansejatimandiri@gmail.com  Blog: stagathatkk2016.blogspot.co.id